Kamis, 14 Agustus 2014

Waktu

Kamis 14 agustus terlihat seperti hari yang biasanya. Masih 17 hari lagi sebelum aku memulai rutinitas sebagai seorang mahasiswa Ilmu pemerintahan di universitas Muhammadiyah Yogyakarta. memang kampus kami memiliki masa rehat yang lumayan panjang. mungkin dari sekian ratus lulusan SMAN 3Kotamobagu ‘14,hanya aku saja yang masih berada di kotamobagu. Mereka telah start lebih dulu dalam perlombaan menuju kesuksesan.


  Terkadang aku berfikir, betapa enaknya mereka bisa “start” lebih dulu dalam perlombaan mewujudkan cita-cita. Sedangkan aku, masih terjebak dalam dunia “entah apalah namanya ini”.  Di saat aku sibuk menata arah, mereka sibuk mengatur langkah. Terkadang aku bertanya pada diriku sendiri, apakah masa rehat perkuliahan yang lebih lama adalah rezeki, atau cobaan ?. Aku selalu yakin bahwa segala sesuatu mempunyai makna termasuk masa rehat kuliah yang lebih panjang. dan ternyata butuh hampir sebulan agar aku dapat memaknai hal tersebut. Terhitung semenjak aku berada dikotamobagu.

Kamis 14 Agustus, ternyata memang hari yang biasanya. atau lebih tepatnya kamis 14 agustus, menampilkan hari-hari yang biasanya. perjalan detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, sangat begitu bermakna. Menit demi menit yang kulewati menyimpan jutaan kenangan. ketika jam menunjukkan pukul 02.00 pagi, aku teringat akan serangkaian kegiatan BTA yang aku lewati. Pukul 02.00 pagi, adalah waktu dimana kita menikmati udara malam ditengah halaman tempat kegiatan berlangsung. Pukul 02.00 pagi adalah waktu dimana kita mempersiapkan diri untuk tugas mulia. Tugas yang akhirnya membentuk kepribadianku, para sahabat dan peserta kegiatan.  Suatu hal yang tak pernah terpikirikan olehku, tetapi pada akhirnya menjadi nafasku. Waktu terus berputar, dan akhirnya jam menunjukan pukul 06.00 pagi. Jam yang sama ketika aku mulai mempersiapkan diri untuk pergi kesekolah ketika SMP.

06:45 pagi, aku tersenyum menatap jendela. sudah lama rasanya aku tak melihat mentari pagi. Seingatku, aku hanya akan melihat mentari pagi ketika aku tidak tidur. Teman-teman sekelasku, bahkan hampir seluruh penghuni Smantiko tahu tandanya aku tidak tidur. Memang, akupun menyadari tanda yang mereka maksud. Bukan keliatan pucat seperti pada umumnya atau mendapat karunia mata panda melainkan dengan datang kesekolah tanpa terlambat. Kata para guru, aku termasuk siswa nakal. Tetapi, kata para guru juga aku termasuk siswa berprestasi. Jika berfikir secara rasional mungkin aku memang bad boy. Jika dikatakan berprestasi, aku tak pernah mengingat prestasi apa yang pernah kubuat. Yang hanya bisa kulakukan adalah mengkrikit.

08.00 pagi, aku menerima sebuah pesan singkat dari salah satu sahabatku. Isi hanya satu kata. Tapi aku tau betul makna kata tersebut. Isi pesan singkat itu adalah “Main ?”.  sebuah kenangan tak terlupakan hadir dibalik kata “main”. Yah, kenangan ketika slogan lapangan adalah rumah kedua, sepak bola adalah bahasaku, dan lain sebagainya yang menandakan kecintaan kepada sepak bola masih berlaku. Sekerang semua hanya menjadi dongeng belaka. Mimpi besar sebagai seorang pesepak bola professional kini tenggelam didalam samudra realita.

 Mungkin UMY memandang masa rehat perkuliahan tak lebih dari sekedar liburan. Tapi tidak denganku. Aku memiliki penglihatan sendiri tentang hal ini. Bagiku, waktu rehat yang lebih panjang membuat kita lebih rileks sehingga mampu mempersiapkan diri lebih baik. Kita dipaksa untuk melihat berbagai macam “start” yang dilakoni oleh para kolega. Kita diberi waktu untuk bernostalgia lebih lama dengan masa lalu kita, agar kita paham betul bagian mana saja dari diri kita yang harus di perbaiki. Kita semua ibarat mobil F1 yang sedang balapan. Dengan cita-cita sebagai garis finish. Jika mobil F1 mesinnya tidak dipanaskan terlebih dahulu apa yang akan terjadi ? meskipun mobilnya start lebih dulu tetapi jika tidak dipanaskan dengan baik, tidak akan bertahan lama dalam race.

Kali ini kalian bisa start lebih dulu. Tapi ingat kawan. Bukan start yang menentukan, tetapi finishnya yang menjadi tolak ukurnya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar