Kamis, 02 Januari 2014

Konflik



“Mas, Hamil !!” terdengar suara seorang wanita muda. Seorang pria yang menikmati duduknya pada sebuah bus yang penuh sesak, melihat kea rah datangnya suara itu. Tidak terlalu jelek. Mengingat kata “hamil” tadi, dengan terpaksa ia bangkit berdiri, menyerahkan kursinya untuk wanita itu.
     Setelah 15 Menit berdiri, bus bertambah penuh. Dia terdorong-dorong. Setengah menyesal , dia melirik bekas kursinya tadi. Setelah diperhatikan tidak ada yang aneh pada wanita itu.
  tidak tahan, ia bertanya,”sudah berapa lama mbak hamilnya ?”
        “lima belas menit yang lalu !!” jawab si wanita, sambil berpura-pura tidur.
-Dikutip dari buku kumpulan humor

dalam pengalaman pembaca, adakah diantara anda yang belum pernah menghadapi situasi konflik ?

di tempat kerja ? organisasi ? keluarga ? sekolah ? teman sepermainan ?
memang mustahil semenjak kita terlahir didunia kita tidak pernah menghadapi situasi konflik sama sekali. Jangankan orang dewasa, seorang bocah berumur tak lebih dari 5 tahunpun pastinya sering kali mengalami situasi konflik. Contohnya, misalnya, manakala sang bocah saling berebutan main dengan teman sepermainannya, atau kakak/adiknya. Meskipun sebenarnya ia sudah memiliki mainan, tetap saja ketika melihat temannya mempunyai sebuah mainan, kerap muncul naluri untuk menjadi “serakah” ingin menguasai mainan tersebut.

 Dengan ilustrasi di atas, pastinya timbul pertanyaan-pertanyaan diantaranya adalah apa penyebab situasi konflik ?, mengapa terjadi konflik ?
  
sebelum mengupas pertanyaan diatas alangkah baiknya kita mengetahui apakah yang dinamakan konflik itu ?
 
 konflik berasal dari kata kerja latin yaitu configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(Bisa juga kelompok)dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menhancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Adapun pendapat dari para ahli diantaranya :
-          Menurut Barstein, konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah yang mempunyai potensi member pengaruh positif dan negative.
-          Dr. Robert M.Z Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
-          Daniel Webster (dalam pickering, 2001:1) mendefinisikan konflik sebagai :
a. persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
b. keadaan atau perilaku yang bertentangan(misalnya pertentangan pendapat)
C. perselisihan akibat kebutuhan,dorongan, keinginan, atau tuntutan yang bertentangan.
d. perseteruan.
   
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa konflik melahirkan dampak positif dan negative. Dampak negative dari konflik diantaranya :
-          Hilangnya kepercayaan
-          Pembentukan kubu-kubu (biasanya terjadi dalam suatu kelompok. Misalnya organisasi)
-          Arus komunikasi berkurang
-          Timbul masalah moral
-          Waktu terbuang sia-sia dan masih banyak lagi.
Dampak positif dari konflik diantaranya :
-          Motivasi meningkat
-          Ikatan kelompok lebih erat
-          Pengetahuan/ketrampilan meningkat
-          Kreativitas meningkat dan masih banyak lagi.

Konflik terjadi karena adanya kesenjangan antara das Das sein Dan das sole. Adanya ketidaksesuaian antara yang anda harapkan,impikan atau inginkan dengan yang anda terima. Ekspetasi-realita.
Konflik terjadi manakala seseorang merasa terhalang atau merasa dihalang-halangi oleh pihak lain ketika akan mewujudkan rencana atau tujuannya. Pada posisi seperti,anda sedang berada dalam situasi konflik.

Sebagian orang menganggap bahwa konflik harus dihindari. Karena konflik dianggap merusak.terutama bagi meraka yang “baru belajar” untuk berorganisasi.  Ini adalah salah satu pemikiran yang keliru. Nyatanya dalam batas-batas tertentu konflik sangat berdampak baik. Konflik yang terkendali menghasilkan dinamika. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinamika adalah bagian ilmu fisika yang berhubungan dengan benda yang bergerak dan tenaga yang menggerakkan. Diartikan juga dalam kamus bahasa Indonesia sebagai gerak(dari dalam)/tenaga yang menggerakan/semangat. Sesuian dalam prinsip gerak dalam fisika,  konflik menyebabkan sebuah organisasi bisa berjalan dengan dinamis. Dan apabila mampu dikendalikan dengan baik, akan menghasilkan sinergi yang sangat positif untuk organisasi.

 Metode berfikir brainstorming untuk memecahkan masalah adalah salah satu contoh manfaat tentang manajemen konflik. Brainstorming adalah sebuah metode yang berguna untuk menghasilkan solusi-solusi kreatif terhadap suatu konflik. Meminjam istilah medis, konflik dengan dosis tertentu, mampu menghasilkan daya tahan tubuh lebih baik bagi individu maupun organisasi.

Konflik juga bisa dikatakan sebagai ujian pendewasaan diri bagi individu. Semakin besar konflik yang menghampiri, semakin besar pula tingkatan kedewasaan yang akan diperoleh.
namun perlu kita ingat, konflik harus diselesaikan. Sebab, jika tidak diselesaikan konflik akan semakin sulit dikendalikan.

Sekian dulu, semoga tulisan saya bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar