Selasa, 11 Oktober 2016

Desiree

Aku tengah berada dalam sebuah pertandingan sepak bola. kesebelasan yang aku belah sedang dalam posisi yang tidak baik. tim kami tertinggal 1 gol dengan sisa waktu 20 menit. dari posisiku berdiri terlihat jelas tatapan teman - temanku. mereka menatap akhir pertandingan.kepala mereka sudah tidak lagi didalam lapangan. walau raga mereka terus berusaha mengikuti apa yang telah diinstruksika pelatih. "Jangan menyerah, masih 20 menit lagi !! ayo, semangat !" teriak pelatih dari sudut lapangan. beberapa pemain sepertinya memang telah kehilangan motivasi untuk menang. mereka terlihat berlari tanpa hasrat. sekedar berlari menunggu peluit tanda pertandingan berakhir berbunyi.

dalam gejolak rasa ini. aku tak tahu apa yang harus ku perbuat. terlihat jelas "aku", bahkan kami semua sudah mulai kehabisan tenaga. air mataku mulai menitih. "aku tak mau berakhir seperti ini". ungkapku dalam hati. sepersekian detik kemudian kapten kami berteriak dengan sangat lantang untuk memastikan kami semua mendengarkannya. "SECOND WIND !!!" mendengarnya membuat bulu kudukku berdiri. aku berlari, tapi tak tahu dari mana asal kekuatanku ini. seolah - olah tenagaku terisi kembali. dan hasratku untuk menang telah berada pada batas dunia.

Pertandingan itu berakhir dengan kemenangan kami 2-1. 2 goal yang dicetak dipenghujung laga merubah situasi. air mataku yang keluar karena cemas akan kalah kini berganti dengan air mata kebahagiaan. dan disaat merayakannya ditengah lapangan, satu persatu dari kami mulai tumbang jatuh tertidur dilapangan sepak bola tersebut.

Mengingat kejadian tersebut, sekarang saya mulai bertanya - tanya. dari mana hasrat yang menggebuh-gebuh itu keluar, dan sebenrnya hasrat itu apa? selama saya belajar ditingkat SMP saya hanya mengetahui satu hasrat. yaitu hasrat sex. benarkan hasrat sex yng mendorong kita mengeluarkan sisa sisa tenaga yang kita miliki. menurut pola pikir saya sekarang ini, pastilah bukan. tentu saja daya dorong (hasrat/keinginan) memiliki tujuan dan memiliki pemicu untuk mendorong hasrat tersebut sampai pada batas kemampuan raga dalam menanggulanginya.


MENGENAL HASRAT

 Hasrat. pergeseran makna bahasa telah menempatkan hasrat pada posisi yang sulit. disuatu wilayah hasrat dikonotasikan dengan tindakan buruk. dan kebanyakkan hasrat sering dikaitkan dengan seksualitas. solah - olah hasrat adalah kata ganti dari seksualitas. bukan hanya itu saja. bahkan saya pernah mengalaminya sendiri. ketika teman saya berkata "hasrat adalah dasar tindakanku" seorang kawan langsung menjawab "astagfirullah, tobat bro. hasrat takkan memberikan apa-apa selain dosa".  disitulah tawaku dan temanku petjah seketika. "bro kayaknya kamu kekurangan diksi bahasa atau bahkan kekurangan wawasan. masih ingatkan perkataan guru kita dulu" , "ketika kaliah sudah besar nanti, yang akan jadi pembeda diantara kalian bukanlah pakaian yang kalian pakai, kendaraan yang kalian naikki, atau harta yang kalian milikki. namun, pola pikir dan wawasan kalian. kalian adalah masa depan bangsa."
wah, kelihatannya telah terjadi pergeseran makna yang luar biasa diindonesia. sebagaimana yang saya yakini bahwa misscommunication akan tetap terjadi selama pergeseran makna ini tidak ditakani dengan serius. dan saling memamhami (reveal) tak akan tercapai bila sebuah komunikasi yang dibangun tanpa makna. contoh khasus daerah manado. sakin semrawutnya bahasa yang digunakan atau semakin berubahnya suatu kata (Ayo pergi - cuss) maknanya pun perlahan mulai bergeser.

Ok,back to topic. Hasrat. Hasrat dalah kamus besar bahasa indonesia ialah keinginan (harapan) yang kuat. menurut Drs.H.Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Hasrat adalah suatu keinginan atau kemauan tertentu yang dapat diulang-ulang. menurut saya sendiri, hasrat adalah gerak dorong dari dalam, sumber dari keinginan, kemauan ataupun harapan manusia. tinggi rendahnya hasrat yang dimiliki dapat mempengaruhi besar kecilnya keinginan, kemauan serta harapan kita. tentu saja, hasrat seseoramg dapat naik turun. jika heidegger mengatakan kalau kecemasan adalah gaya dari Dasein untuk kembali dari das man nya. saya menganggap bahwa hasrat adalah sumber gaya dari manusia. 


wah, sepertinya saya sudah mulai tergerak untuk masuk lebih dalam. kedalam posisi hasrat sebagai sumber tindakan. meskipun saya yakin juga bahwa hasrat memiliki pemicunya. hal itu tiada lain adalah pengalaman hidupnya. sebelum saya masuk lebih dalam dan membuat pembaca lebih sulit memahaminya saya cukupkan sampai sini tulisan saya. mungkin akan ada kritikan yang muncul dari sesama pengangum filsafat eksistensialis. tak apalah. toh tulisan saya kali ini. hanya untuk menepati janji kepada seseorang. saya menulis ini atas dasar hasrat cinta. sekian. selamat membaca.



salam desiree.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar