Ceritanya bertahan hingga kini.
Kisah seorang pemimpi mencari jati diri.
Mengotak-atik realita berharap temukan kasih putih.
Dihampirinya hati terkasih, namun sayang tak ada yang dinanti.
Terpenjara sepi ia hadapi sendiri.
Senyum hiasi wajah sepanjang hari.
Sengatan sepi berikan luka hati.
Tapi senyum, tak pernah pudar dari wajah pemimpi.
Kini, langkah kaki telah jauh meninggalkan ruang sepi.
Tanpa arti, sepi kini sekedar tanaman yang telah mati.
Layu, dan terabaikan seperti hati terkasih.
Beranjaklah ia dari senyum sebagai dusta menuju senyum sebagai realita.
Beranjaklah ia dari angka satu menuju angka tiga.
Tiga, sebagaimana sahabatnya ketahui tentang dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar